
Apa itu Nomophobia?
Nomophobia adalah salah satu jenis ketergantungan terhadap penggunaan mobile phone/gadget yang menjadikan seseorang menjadi ketakutan dan cemas. Menurut penelitian dari Anna Lucia Spear King dkk yang dilakukan pada tahun 2014, Nomophobia merupakan sebuah ketakutan modern yang mana tidak bisa berkomunikasi melalui mobile phone ataupun lewat internet. Dalam hal ini Nomophobia adalah sebuah istilah yang mengacu pada gejala-gejala yang ditimbulkan terkait penggunaan mobile phone. Nomophobia juga sebuah fobia situasional yang berkaitan dengan Agoraphobia dan termasuk menjadi salah satu ketakukan yang dapat berdampak sakit apabila tidak sesegera mungkin untuk mendapatkan bantuan. Penelitian yang dilakukan oleh Yildirim di tahun 2014 menyatakan bahwa orang yang mengalami permasalahan Nomophobia terbagi menjadi dua istilah yang biasa digunakan, yakni Nomophobe dan Nomophobic. Nomophobe adalah kata benda yang mengacu pada seorang penderita Nomophobia sedangkan Nomophobic merupakan kata sifat dan digambarkan sebagai karakteristik Nomophobe atau perilaku dari seseorang penderita Nomophobia. Menurut Yildirim dan Correia, Nomophobia dikategorikan menjadi 4 Dimensi, yakni:
Dimensi I
Tidak bisa melakukan komunikasi (Not being able to communication)
Seorang penderita Nomophobia biasanya akan mengalami kecemasan ketika
dirinya tidak dapat menghubungi orang lain.
Dimensi II
Hilangnya konektivitas (Loosing Connectedness)
Pada dimensi 2 menjelaskan bahwasannya penderita Nomophobia selalu
memastikan agar mereka tetap dapat terkoneksi meskipun hanya sekadar melihat
notifikasi terbaru dari smartphone. Ketika seorang tersebut tidak
mendapatkannya, biasanya yang terjadi ialah rasa cemas, rasa takut itu
kembali muncul.
Dimensi III
Tidak dapat melakukan pengaksesan informasi (Not being able to access information)
Dimensi 3 menjelaskan bahwa seorang penderita Nomophobia akan merasakan rasa
tidak nyaman ketika tidak dapat melakukan pengaksesan informasi melalui
smartphone yang mereka miliki.
Dimensi IV
Menyerah pada kenyamanan mobile phone (Giving up convenience)
Dalam hal ini, seseorang akan menyerah terhadap rasa nyaman yang diberikan
oleh gadget. Misalnya seperti seseorang yang akan selalu tidak jauh dari
gadget dan memastikan baterai gadget tersebut selalu tersedia/tidak
kehabisan daya. Apabila jika daya gadget yang dimiliki habis/mati, maka
seseorang tersebut akan mengalami kecemasan layaknya orang yang kehilangan
kunci motor.
Dampak Nomophobia

Dampak dari Nomophobia bisa dikatakan cukup serius, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian Pavithra pada tahun 2015 bahwasannya gelombang elekromagnet yang dihasilkan oleh smartphone kontra dengan gelombang electromagnet pada tubuh kita. Tubuh yang terkena gelombang electromagnet dari luar, biasanya dapat menyebabkan pusing pada kepala, nyeri, terasa lelah, sistem imun turun, terjadi iritasi pada mata, dan juga meningkatkan resiko timbulnya penyakit lain seperti misalnya Alzheimer, tumor otak, kanker, gangguan tidur (Sleeping disorder), penyakit orthopedic (ganguan saraf, otot, tulang) dan lain sebagainya. Gangguan yang terjadi pada mata biasanya diakibatkan karena terlalu sering menggunakan smartphone ditambah lagi dengan ukuran huruf yang cukup kecil.
- Nomophobia: Impact of Cell Phone User Inferring with Symptoms and Emotions of Individuals with Panic Disorder Compared with a Control Group
- Exploring the dimensions of nomophobia: Developing and Validating a Questionnaire Using Mixed Methods Research
- Exploring the dimensions of nomophobia: Development and validation of a Self-Reported Questionnaire
- A Study On Nomophobia - Mobile Phone Dependence, Among Students Of A Medical College In Bangalore