Konsep Kebutuhan dan Kelangkaan dalam Ekonomi

Rangkuman materi ekonomi tentang kebutuhan dan kelangkaan
Konsep kebutuhan dan kelangkaan dalam ekonomi

Pengertian Kebutuhan

Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh manusia untuk keberlangsungan hidupnya. Kebutuhan sendiri telah digolongkan menjadi beberapa 4 jenis yakni menurut intensitas, sifat, waktu dan subyeknya. Menurut intensitasnya, kebutuhan terdiri dari:

  1. Kebutuhan primer
    kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang paling utama dan tidak dapat ditinggalkan.
    Contoh: makanan, minuman, tempat tinggal, pakaian.
  2. Kebutuhan sekunder
    kebutuhan pelengkap setelah kebutuhan primer terpenuhi.
    Contoh: alat komunikasi, kipas angin, kendaraan, dll.
  3. Kebutuhan tersier
    kebutuhan tersier merupakan suatu kebutuhan yang bersifat sebagai pemberi kepuasan.
    Contoh: barang-barang mewah untuk menunjukkan status sosial.
Menurut sifatnya, kebutuhan terdiri dari:
  1. Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang bersifat fisik/berkaitan langsung dengan fisik.
    Contoh: makanan, pakaian, olahraga.
  2. Kebutuhan rohani merupakan sebuah kebutuhan yang berhubungan langsung dengan jiwa.
    Contoh: ibadah, sosialisasi sesama manusia, hiburan.
Menurut waktunya, kebutuhan terdiri dari:
  1. Kebutuhan sekarang adalah suatu kebutuhan yang bersifat mendesak bagi orang tertentu.
    Contoh: orang yang sakit akan butuh obat, orang yang lapar butuh makanan untuk dimakan.
  2. Kebutuhan yang akan datang adalah kebutuhan yang tidak mendesak, dapat ditunda, dan bersifat sebagai persediaan atau persiapan untuk di masa yang akan datang.
    Contoh: asuransi, tabungan, stok bahan makanan menjelang kenaikan harga.
Menurut subyeknya, kebutuhan terdiri dari:
  1. Kebutuhan individu yakni sebuah kebutuhan perorangan dan tentunya berbeda-beda di tiap orangnya.
    Contoh: anak sekolah butuh buku pelajaran untuk belajar, tetapi kakek dan nenek tidak butuh buku pelajaran.
  2. Kebutuhan kolektif adalah sebuah kebutuhan bersama/ umum yang nantinya akan digunakan oleh banyak orang.
    Contoh: halte, jalan, kereta api, dll.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan:
  1. Kondisi alam/lingkungan
  2. Peradaban
  3. Agama dan kepercayaan
  4. Adat istiadat

Benda Pemuas Kebutuhan

Benda pemuas kebutuhan adalah sebuah barang ataupun jasa yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Benda pemuas kebutuhan digolongkan menjadi beberapa jenis menurut cara mendapatkannya, kegunaan, proses produksi, dan hubungan dengan barang lain.

Menurut cara mendapatkan, benda terdiri dari:
  1. Benda bebas
    Sebuah benda yang jumlahnya melimpah atau tidak terbatas dan dapat diambil bebas.
    Contoh: air di laut dan sungai, udara, pasir di padang pasir.
  2. Benda ekonomi
    Benda yang harus didapat dengan pengorbanan tertentu.
    Contoh: untuk membeli makanan, kita harus mempunyai uang dan uang didapat dari bekerja.
Menurut jenis kegunaan, benda terdiri dari:
  1. Benda konsumsi
    Benda konsumsi adalah benda yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
    Contoh: makanan, pakaian, buku.
  2. Benda produksi
    Benda yang digunakan untuk produksi, biasanya seperti barang modal.
    Contoh: pabrik, mesin, komputer, kendaraan.
Menurut jenis proses produksi, benda terdiri dari:
  1. Barang mentah
    Barang mentah merupakan bahan baku pembuat benda pemuas kebutuhan.
    Contoh: kapas, padi, pohon.
  2. Barang setengah jadi
    Barang mentah adalah benda yang telah diolah akan tetapi belum menjadi hasil akhir (barang jadi).
    Contoh: kapas yang dipilin akan menjadi benang, padi yang dikuliti akan menjadi beras, pohon ditebang untuk diambil kayunya.
  3. Barang jadi
    Barang akhir merupakan hasil proses produksi yang akan dijadikan benda konsumsi.
    Contoh: benang ditenun akan menjadi sebuah kain dan pakaian, beras dimasak menjadi nasi, kayu dibuat menjadi furnitur.
Menurut jenis hubungan dengan barang lain, benda terdiri dari:
  1. Benda komplementer
    benda komplementer merupakan suatu benda yang bermanfaat jika dipakai bersama benda lain. Misalnya seperti mobil dengan bahan bakar, teh dengan gula.
  2. Benda substitusi
    Benda substitusi adalah suatu benda yang penggunaannya dapat menggantikan benda lain. misalnya seperti kentang dapat menggantikan nasi, pulpen dapat menggantikan pensil.
Nilai guna dari benda pemuas kebutuhan muncul dikarenakan adanya faktor-faktor tertentu.
Kegunaan benda pemuas kebutuhan:
  1. Kegunaan bentuk (form utility), muncul dikarenakan suatu benda berubah bentuknya.
    Contoh: singkong mentah yang telah dimasak akan memiliki nilai guna yang lebih besar.
  2. Kegunaan tempat (place utility), muncul karena tempat.
    Contoh: baju hangat nilai gunanya meningkat ketika dipakai di cuaca dingin.
  3. Kegunaan waktu (time utility), muncul karena biasanya akan digunakan pada waktu tertentu.
    Contoh: payung akan meningkat nilai gunanya apabila sedang turun hujan.
  4. Kegunaan kepemilikan (ownership utility), muncul ketika adanya benda yang dimiliki seseorang.
    Contoh: lahan kosong akan meningkat nilai gunanya apabila ditanami padi.

Kelangkaan

Kelangkaan (scarcity) merupakan kondisi dimana kebutuhan manusia tidak dapat atau sulit dipenuhi. Penyebab terjadinya kelangkaan diantaranya ialah:

  1. Keterbatasan jumlah benda pemuas kebutuhan yang diproduksi.
  2. Kerusakan sumber daya alam.
  3. Keterbatasan sumber daya manusia dalam mengolah sumber daya alam.
  4. Meningkatnya kebutuhan manusia tidak sebanding dengan kemampuan penyediaan kebutuhan. 
Inti dari permasalahan kelangkaan adalah:
  1. Kebutuhan manusia tidak terbatas.
  2. Benda pemuas kebutuhan manusia terbatas.

Biaya sehari-hari dan biaya peluang

Biaya adalah pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu. 
  • Biaya sehari-hari (daily cost) adalah biaya yang dikeluarkan sehari-hari untuk melakukan suatu kegiatan.
    Misal, Seseorang tersebut berlibur dengan biaya Rp 100.000,-. Berarti, biaya sehari-hari yang dikeluarkan Rp 100.000,-.
  • Biaya peluang (opportunity cost) merupakan biaya yang dikeluarkan karena/untuk memilih alternatif kegiatan yang lain. Misalnya seseorang berlibur dengan biaya Rp 100.000,- namun meninggalkan pekerjaannya yang dapat memberinya Rp 150.000,-. Berarti, biaya peluang yang dikeluarkan Rp 250.000,-. 
  • Biaya eksplisit adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan (uang), yaitu biaya sehari-hari. 
  • Biaya implisit adalah biaya yang tidak benar-benar dikeluarkan, seperti misalnya biaya peluang.
  • Biaya sesungguhnya adalah total dari biaya eksplisit dan biaya implisit.
    BS = BE + BI
  • Laba akuntansi adalah pendapatan yang dikurangi oleh biaya eksplisit.
    LA = Y - BE
  • Laba ekonomi merupakan pendapatan yang dikurangi biaya eksplisit dan biaya implisit.
    LE = Y - BE -BI
Ibu melati berprofesi sebagai direktur keuangan di sebuah perusahaan dengan gaji 35 juta di tiap bulannya. Karena ingin berwirausaha, ia berhenti bekerja dengan membuka toko kain dan pakaian dengan ketentuan sebagai berikut:
  • Memiliki karyawan yang total gaji seluruhnya 23 juta rupiah/bulan.
  • Harga stok barangnya 10 juta rupiah/bulan.
  • Menggunakan rumah pribadinya yang dahulu disewakan seharga 12 juta rupiah/bulan.
  • Hasil penerimaan dari toko setiap bulannya sebesar 100 juta rupiah.
Untuk mendapat tambahan modal, ibu Melati menjual perhiasannya seharga 20 juta rupiah. Tentukan laba akuntansi dan laba ekonomi!
Penerimaan: Rp 100.000.000,-
Biaya eksplisit
  • Gaji karyawan: Rp 23.000.000,-
  • Stok kain dan pakaian: Rp 10.000.000,-
Laba akuntansi
Penerimaan - Biaya eksplisit = Rp 67.000.000,-

Biaya implisit
  • Gaji direktur: 35.000.000,-
  • Uang sewa rumah: 12.000.000,-
  • Perhiasan: 10.000.000,-
Laba ekonomi
Laba akuntansi - Biaya eksplisit - Biaya Implisit = Rp 10.000.000,-

Freelancer

3 komentar

  1. jadi tambah ngerti saya tentang konsep permintaan dan penawaran
  2. kak engga ada materi tentang elastisitas dan lain" kah kak?
    1. materinya nanti akan diupdate secara berkala ya kak, terima kasih.
© Izenet. All rights reserved. Premium By Izenet