Saat ini, plastik memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan proses pembuatannya jauh lebih mudah, harganya yang murah, mudah dibentuk dan tahan lama, serta dapat digunakan mulai pembungkus permen sampai pada komponen pesawat luar angkasa. Namun, di balik keunggulan tersebut, plastik memiliki efek samping yang besar bagi lingkungan sekitar, karena sulit terurai secara alami plastik diperkirakan membutuhkan waktu sekitar sampai 1.000 tahun agar plastik bisa terurai di alam. Contohnya seperti pada gambar yang diatas, plastik mi instant tersebut masih tetap utuh, hanya saja warnanya memudar, coba kalian bayangkan mulai dari umur indonesia merdeka yang ke 55 sampai yang ke 73, plastik tersebut bentuknya tetap terjaga.
Sebagian besar plastik dibuat dari minyak bumi, bahan yang sama yang digunakan untuk membuat bensin dan solar. Plastik yakni senyawa organik yang terdiri atas rantai atom karbon panjang berulang, rantai panjang ini disebut dengan polimer dan unit terkecil dari polimer ini disebut monomer. Contoh monomer pada plastik adalah propilena. Propilena berikatan satu sama lain dan membentuk rantai panjang yang disebut polipropilena.
Sebetulnya, nasi yang kita makan juga merupakan polimer, begitu juga dengan daun dan kayu. Mereka semua adalah polimer dari gula, tetapi cara molekul gula-nya berikatan membentuk polimer pada nasi berbeda dengan pada kayu, walaupun plastik, nasi, dan kayu sama-sama polimer, nasi dan kayu mudah terurai di alam sedangkan plastik tidak.
Hal ini terjadi karena nasi bisa dimakan oleh bakteri dan makhluk hidup lainnya dengan menggunakan alat pemotong yang dikenal sebagai enzim, bakteri dan makhluk hidup lainnya bisa memotong-motong polimer nasi sehingga terurai menjadi monomer gula-nya. Sedangkan untuk plastik hampir tidak ada bakteri yang memiliki enzim yang mampu memotong-motong polimernya. Penguraian plastik di alam terjadi melalui radiasi sinar Matahari, panas, kelembaban, dan tekanan di dalam Bumi yang berlangsung sangat lama.